
Plot Character Twist End dalam sajian Microsoft Powerpoint, Storytelling With Data
“Peneliti Harvard Sebut Penggunaan Power Point Tidak Efektif “
Sebuah penelitian di Harvard University terhadap penggunaan Powerpoint mengejutkan banyak pihak. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 mengatakan bahwa banyak orang menghabiskan waktu sia-sia membuat slidedeck dan hasilnya kurang berdampak, slides yang digunakan sebagai media presentasi tidak meningkatkan pemahaman audience, walaupun sudah mengandung visualisasi.
Penelitian yang dilakukan dengan metode double blind ini bertujuan untuk mengetahui (menyelidiki) efektifitas PowerPoint sebagai alat presentasi dengan variabel pembandingnya adalah Zoomable User Interfaces’ (ZUI) dan presentasi oral.
Subjek penelitian ini adalah pengguna PowerPoint, ZUI atau dalam penelitian ini adalah Prezi, dan format persentasi oral/verbal. Para peneliti dari Harvard University menyediakan konten yang dibutuhkan oleh subjek penelitian (presenter), memberi instruksi pengerjaan serta waktu untuk mempersiapkan presentasi dengan masing-masing alat presentasi yang sudah dipilih dengan metode double blind.
Para subjek atau partisipan penelitian kemudian membuat presentasi yang juga di-broadcast via media konferensi video- Skype kepada audiens penelitian yang akan memberikan penilaian mengenai efektifitas setiap alat presentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentasi menggunakan ZUI, atau dalam penelitian ini digunakan Prezi, lebih unggul dibandingkan dua alat presentasi lainnya. Presentasi dengan metode ZUI dinilai lebih rapi, terorganisir, menarik, persuasif, dan akhirnya lebih efektif.
Kemudian pada fase kedua, presentasi tadi sudah dibuat oleh para subjek penelitian direkam dan disiarkan ulang ke audiens online yang lebih luas. Dan hasilnya pun masih tetap sama. Bahkan PowerPoint dinilai tidak lebih baik dari presentasi verbal tanpa bantuan visual (seperti pidato, orasi, dll). Penggunakan PowerPoint untuk melakukan presentasi dinilai sia-sia.
Saya pribadi tidak bisa meyakini hasil penelitian ini karena bisa jadi subyek penelitian tidak sepenuhnya memahami dan mampu mempraktikkan kaidah pembuatan slide yang benar, bisa jadi mereka sekedar membuat slide karena tersihir dengan kemudahannya (buka New slide, ketik, tambahkan gambar dan tampilkan)
——–
“PowerPoint was rated (by online audiences) as no better than verbal presentations with no visual aids. (Ouch.)”
Menyedihkan bila mendengar dan mmbacanya, piranti yang sudah dibuat dan menghabiskan jutaan dollar—ternyata tidak berguna sebagaimana mestinya. Lalu, benarkah ini oleh karena programnya? Atau karena penggunanya?
Garr Reynold dalam bukunya Presentation Zen mengatakan bahwa bila Anda menyusun slide Anda dengan sistematis dengan konten yang mengena, slide Anda akan bergema baik secara intelektual maupun secara emosional.
Pakar presentasi lain adalah Nancy Duarte, mengatakan bahwa slide Anda harus mampu menggambarkan apa yang anda katakan, buatlah visualisasi yang pas dengan tema presentasi Anda, tuangkan dengan benar—maka Anda dan presentasi Anda akan diperhitungkan.
Kita sudah mendengar dari Garr Reynold dan Nancy Duarte, kini saya akan menambahkan dengan beberapa teknik bagaimana menggunakan struktur cerita (plot-character-twist-end) dalam slide PowerPoint anda.
Pertama, akui bahwa Anda membuat slide PowerPoint secara alami atau secara otodidak, karena hampir tidak dari kita yang sebelum menggunakan Microsoft PowerPoint, kursus terlebih dahulu.
Ketika memulai membuka aplikasinya, lalu membuat Slide baru, Anda cenderung menulis slide awal dengan judul, lalu membuat slide kedua dan mulai membuat konten, mengisi gambar dan animasi, tujuh dari 10 presenter memberi tulisan “Terima kasih” di slide terakhir.
Nah, sekarang mari kita gunakan kerangka cerita untuk merangkai slide Anda.
Ingat, kita akan gunakan struktur cerita Plot-Character-Twist-End.
- Buatkan slide baru, klik kanan pada slide, pilih Add Section, lalu ketik nama Section; The Plot. Slide yang bertema Plot ini Anda isi dengan ‘sinopsis’, gambarkan agenda presentasi sedemikian rupa sehingga audiens yang sudah melihat slide Plot ini penasaran dan ingin mengikuti sampai selesai ‘cerita’ Anda.
- Lalu, buat slide-2, klik kanan pada slide, pilih Add Section, lalu ketik nama Section; The Characters. Slide yang bertema Character ini Anda isi dengan tokoh penting dari presentasi Anda, misalkan topik An da adalah Customer Satisfaction, gambarkan suatu kondisi di mana pelanggan Anda senang dan puas dengan produk dan jasa Anda.
- Slide ketiga adalah Twist, Tentunya Anda sudah bisa membuat Slide section-nya, isi slide ini dengan ‘cerita seru’ tampilan chart/ diagram dan data-data pencapaian/ kepuasan sehingga audiens Anda terbelalak dengan slide tersebut;
- Section terakhir adalah End, atau resolusi, di mana Anda akan menampilkan proposal yang berisi solusi untuk mencapat tujuan tertentu.
Layaknya bercerita, Anda tampilkan slide Plot untuk menyajikan sinopsis, garis besar isi cerita atau isi presentasi Anda, kemudian Anda perkenalkan siapa dan apa yang penting dalam presentasi tersebut. Anda tampilkan ‘tokoh cerita’. Tokoh ini tidak harus berwujud manusia atau sosok, Anda bisa gunakan produk dan jasa Anda—bahkan produk dan jasa kompetitor sebagai tokoh. Selanjutnya, anda harus menampilkan keseruan, Anda tampilkan slide Twist yang berisi fakta-fakta penting (tampilkan sesuatu yang mengejutkan), dan pada slide resolusi atau slide End, sajikan kesimpulan untuk suatu tujuan. Bila tujuan presentasi adalah persuasi, tampilkan sesuatu agar ada call-of-actions.
Youtube Video:
Storytelling With Data -Powerpoint dan Excel