
Data Storytelling_Skill Wajib Data Professional
Saat Anda mendengar profesi data analyst atau data professional, hal apa yang pertama kali ada di pikiran Anda?
Mungkin Anda membayangkan pekerjaan yang berkutat dengan spreadsheet, berhubungan dengan statistik, menggunakan coding, dan lain sebagainya.
Anda tidak salah.
Namun, selain hard skill tersebut seorang data analis dan data professional lainnya juga harus memiliki soft skill untuk menunjang pekerjaan mereka, salah satunya adalah data storytelling.
Penasaran apa itu data storytelling? Simak penjelasan lengkapnya di dalam artikel ini yaa,
Apa itu data storytelling?
Data storytelling adalah kemampuan mengkomunikasikan insights atau wawasan dari sekumpulan data secara efektif menggunakan narasi dan visualisasi.
Secara sederhananya, data storytelling merupakan seni menyampaikan data yang dirasa penting untuk diperhatikan agar mudah dipahami oleh audiens.
Kenapa data storytelling penting?
Penelitian yang dilakukan oleh Chip Heath (profesor di Stanford Graduate School of Business)–dan menjadi populer lewat buku yang ditulis bersama saudaranya Dan Heath, menemukan bahwa 63% orang dapat mengingat cerita, namun hanya 5% yang dapat mengingat statistik (angka, stats, dan lain-lain).
Dari data tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa manusia memang akan lebih mudah mengingat dan memahami sesuatu jika diceritakan daripada hanya disodorkan kumpulan data dalam sebuah spreedsheet.
Storytelling sudah menjadi bagian dari hidup manusia ribuan tahun lalu, Anda mungkin menyadari bahwa nenek moyang kita senang menggambar sesuatu di dinding goa untuk menjelaskan sebuah kejadian atau prosesi.
Bahkan hingga sekarang di era digital, kita juga senang mendengarkan cerita baik melalui Youtube maupun Podcast.
Data storytelling merupakan hal penting karena pada dasarnya otak manusia lebih memilih cerita daripada hanya gambaran statistik saja.
Hal ini juga mengingat banyaknya data dan informasi yang dihasilkan setiap harinya dan harus diputuskan mana data yang termasuk dalam kategori penting untuk diproses dan diingat dan mana yang harus dibuang.
Saat mendengarkan cerita banyak bagian otak yang terlibat dan ketika hal tersebut terjadi, hippocampus sebuah area tempat penyimpanan ingatan jangka pendek, lebih mungkin untuk mengubah pengalaman mendengar cerita tersebut menjadi ingatan jangka panjang.
Dengan menggunakan data storytelling, Anda bisa membangkitkan respons emosional pada tingkat saraf yang dapat membantu poin Anda diingat dan ditindaklanjuti.
Kenapa data professional wajib punya data storytelling skill?