kjkhkjh,nm nbcjmsncmnslkmsmnknqkjmdnmskanbdkjlwnedkn

Apa itu Data Storytelling dalam Data Analyst

Berbeda dengan data visualization, data storytelling memiliki perbedaan dalam hal mengkomunikasikan data kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Data storytelling adalah strategi membangun narasi diantara banyaknya kumpulan data didukung dengan adanya visualisasi data yang mudah dipahami oleh awam data. Inti dari adanya data storytelling adalah membentuk sebuah presentasi data dengan tampilan yang menarik dan mudah untuk dimengerti

Beberapa alasan telah membuktikan bahwa kemampuan storytelling the data dibutuhkan oleh data analyst untuk mempermudah audiens dalam memahami hasil temuannya. Ingat kita sebagai audiens tidak boleh dituntut untuk memikirkan apa yang mereka sampaikan, tapi kita cukup menangkap apa yang mereka sebenarnya perbincangkan.

Apalagi dengan modelan visualisasi data yang rumit butuh cara khusus untuk dapat menjelaskannya dihadapan audiens.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan storytelling your data:

  • Informasi apa yang sekiranya audiens harus paham terkait dengan penjelasan visualisasi datamu?
  • Bagaimana cara menjelaskan kumpulan visualisasi data dalam melakukan pengambilan keputusan dari sebuah data?
  • Jelaskan tahapan dan proses melakukan analisis data, jangan lupa untuk interpretasikan hasilnya agar awam data menjadi lebih paham


    Pentingnya Data Visualization dan Data Storytelling
  • Memang tidak dapat dipungkiri bahwa data visualization memiliki hubungan dengan data storytelling. Keduanya tidaklah jauh-jauh dari data mentah yang sebenarnya membuat kita sebagai orang awam menjadi pusing.


  • Tidak ada masalah apabila visualisasi data sebenarnya belum bisa menggambarkan keseluruhan isinya kalau yang mempresentasikan belum menjelaskan maknanya. Seringkali orang cuma berhenti di membaca data. Namun kembali lagi setiap angka yang dituliskan memiliki makna. Tidak sekedar cuma asal tempel aja. 

Ingat, penampilan menarik tidak bisa menampik bahwa orang itu bisa langsung paham dengan penjelasan kita. Kita sebagai seorang yang paham dengan datanya juga memiliki kewajiban untuk melakukan penjelasan, penggambaran, dan klarifikasi. Makanya keduanya dipakai beriringan namun saling berhubungan. 

Misalnya ketika kamu ingin menjelaskan hasil temuan dengan infografis. Maka, jangan hanya menjelaskan tentang grafiknya saja dan jangan hanya baca tapi dianalisis juga. Tarik kesimpulan dengan menjelaskan alasan kenapa terjadi kecenderungan naik, turun ataupun stabil (jika penjelasan ini didukung dengan garis). Balik lagi, visualisasi data hanya sebagai alat bantu, selebihnya data analyst sendiri yang lebih paham bagaimana cara menjelaskan hasilnya.

Perbedaan Data Visualization dan Data Storytelling

Untuk lebih jelas terkait letak perbedaan, batasan dan cakupan antara data visualization dan data storytelling, mari kita bahas bareng terkait perbedaan data visualization dan data storytelling melalui poin berikut ini:

  • Cara dan Teknis Penyampaian: perbedaan yang paling dasar bisa dilihat dari bagaimana caranya praktisi data itu menjelaskan hasil analisisnya dihadapan audiens. Data storytelling bertugas dalam strategi penyampaian informasi kepada audiens yang dikemas dengan cerita yang menarik. Sedangkan visualisasi data punya peranan di sisi trik dalam membangun cerita.

Visualisasi dibantu dengan adanya grafik, diagram, pola maupun model yang dibentuk oleh data analyst. Dengan adanya visualisasi dan gambar maka akan terkesan lebih hidup ceritanya dan mendukung untuk melakukan pengambilan keputusan.

  • Jawaban yang ingin dicari tahu: ketika data analyst ingin melakukan analisis data maka mereka bukan hanya mengumpulkan data saja. Sebenarnya mereka juga mencari tahu tentang bagaimana jalan keluar atas permasalahannya yang diselesaikan dengan data.

Sederhananya kalau visualisasi itu menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam data tersebut. Sedangkan storytelling lebih menjawab kenapa sih bisa terjadi seperti itu. Pasti audiens akan lebih menarik kalau penjelasannya dikemas dengan perumpamaan seperti ini.


Sumber: dqlab.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *