Penerapan Storytelling With Data

Storytelling with data adalah praktik penggunaan data untuk menceritakan sebuah kisah yang menarik. Hal ini melibatkan penggunaan visualisasi, grafik, dan bentuk representasi data lainnya untuk menyampaikan pesan atau narasi yang membantu orang memahami data dengan cara yang bermakna.

Tujuan dari storytelling with data adalah untuk mengkomunikasikan informasi yang kompleks dengan cara yang jelas, ringkas, dan mudah dipahami. Ini melibatkan pemilihan data yang tepat, memilih jenis visualisasi atau grafik yang sesuai, dan menyusun narasi di sekitar data yang melibatkan dan memberi informasi kepada audiens.

Storytelling with data yang efektif dapat membantu pengambil keputusan membuat keputusan yang lebih terinformasi, dan dapat membantu organisasi mengkomunikasikan informasi yang kompleks kepada pemangku kepentingan dengan cara yang mudah dipahami dan dapat diambil tindakan.

Dalam storytelling with data, keahlian yang dibutuhkan termasuk kemampuan analisis data, pemahaman tentang statistik dan visualisasi data, serta kemampuan untuk mengomunikasikan informasi secara efektif.

Salah satu cara untuk membuat storytelling with data yang efektif adalah dengan mengikuti kerangka yang disebut sebagai “storytelling arc”. Kerangka ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu orientasi, konflik, resolusi, dan akhir.

Pada tahap orientasi, kita memperkenalkan topik dan data yang akan dibahas. Pada tahap konflik, kita mengidentifikasi masalah atau tantangan yang terkait dengan data tersebut. Pada tahap resolusi, kita menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat diatasi atau dipecahkan dengan menggunakan data yang ada. Pada tahap akhir, kita menyimpulkan kisah tersebut dan memberikan kesimpulan atau rekomendasi berdasarkan data yang telah disajikan.

Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan audiens saat membuat storytelling with data. Kita perlu memahami latar belakang, kebutuhan, dan minat audiens untuk dapat menyajikan informasi secara tepat dan menarik perhatian mereka.

Dalam era digital, ada banyak alat dan platform yang tersedia untuk membantu membuat storytelling with data yang efektif, seperti PowerBI, Tableau, dan Google Data Studio. Namun, keahlian manusia dalam menganalisis dan mengkomunikasikan informasi tetap sangat diperlukan untuk menciptakan storytelling with data yang efektif dan mempengaruhi pengambilan keputusan yang baik.

Berikut adalah contoh sederhana dari storytelling with data:

Misalnya, kita memiliki data mengenai jumlah penjualan produk pada setiap kuartal selama tiga tahun terakhir. Data ini dapat kita visualisasikan dalam bentuk grafik batang. Namun, agar data tersebut lebih bermakna dan menarik, kita dapat mengemasnya dalam bentuk cerita.

Kita dapat memulai dengan menyebutkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan penjualan produk dalam tiga tahun terakhir. Lalu, kita dapat memperlihatkan grafik batang yang menunjukkan penjualan pada setiap kuartal.

Dari grafik tersebut, kita dapat melihat bahwa penjualan pada kuartal pertama tahun ke-2 turun secara signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kita dapat menambahkan narasi yang menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh adanya persaingan ketat di pasar dan perusahaan mengambil tindakan untuk meningkatkan kualitas produk.

Selanjutnya, kita dapat menunjukkan bahwa meskipun penjualan pada kuartal pertama tahun ke-2 menurun, penjualan pada kuartal-kuartal berikutnya naik secara signifikan, dan perusahaan mencapai rekor penjualan pada kuartal terakhir tahun ke-3.

GP Truman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *